TNI Turun Tangan: Gadis Riau Gadai HP Demi Ujian, Bantuan Datang Saat Harapan Menipis

TNI Turun Tangan – Di tengah gembar-gembornya digitalisasi pendidikan dan kemajuan teknologi yang di elu-elukan pemerintah, sebuah kisah getir muncul dari Riau. Seorang siswi harus menggadaikan handphone-nya hanya untuk bisa mengikuti ujian sekolah. Ironis. Di era serba digital, perangkat seperti handphone bukan lagi barang mewah, tapi kebutuhan mendasar untuk belajar. Tapi bagi sebagian rakyat kecil, itu tetap barang mahal. Dan ketika kebutuhan pendidikan bersinggungan dengan realitas ekonomi, yang di korbankan tak lain adalah masa depan.

Kisah ini menjadi simbol nyata betapa timpangnya akses pendidikan di Indonesia. Sementara pejabat sibuk meresmikan program ini-itu dengan jargon canggih, di pelosok negeri, seorang pelajar harus memilih antara belajar atau bertahan hidup slot777. Di sinilah ketidakadilan begitu terasa. Bukankah seharusnya negara hadir dalam situasi seperti ini?

TNI Muncul sebagai Pahlawan Tak Terduga

Dalam situasi pelik yang menimpa siswi tersebut, tangan tak terduga datang memberi harapan. Tentara Nasional Indonesia (TNI), yang selama ini di kenal dalam urusan pertahanan dan keamanan, justru yang lebih cepat bergerak. Mereka datang bukan dengan senjata, tapi dengan hati dan bantuan nyata.

Mereka memberikan bantuan langsung kepada sang siswi. Tidak hanya mengganti handphone yang sudah di gadaikan, tapi juga memberikan dukungan moral. TNI melihat bukan sekadar seorang pelajar yang kekurangan, tapi sebuah simbol keterpurukan sistem pendidikan kita. Bantuan itu ibarat cahaya kecil di tengah gelapnya kesenjangan sosial. Di saat banyak instansi pemerintah sibuk rapat dan pencitraan, justru TNI yang membumi dan hadir nyata di tengah masyarakat.

Dimana Pemerintah? Dimana Dinas Pendidikan?

Pertanyaan besar pun muncul: ke mana dinas pendidikan? Ke mana tangan-tangan yang seharusnya bertanggung jawab menjamin hak belajar setiap anak bangsa? Mengapa siswi ini harus sampai sejauh itu, menjual satu-satunya alat belajar, demi bisa ikut ujian?

Jawaban yang muncul hanya menyisakan getir. Ada yang pura-pura tidak tahu, ada yang bersembunyi di balik regulasi kaku. Semua seakan berlindung di balik birokrasi dan laporan manis ke pusat. Padahal kenyataannya, masih banyak pelajar seperti siswi di Riau ini yang hidup di jurang kemiskinan, berjuang sendiri demi pendidikan yang layak.

Pendidikan Seharusnya Bukan Perjuangan Tunggal

Kasus ini membongkar wajah asli pendidikan di Indonesia. Bukan hanya tentang kurikulum atau metode belajar, tapi lebih dalam dari itu: soal siapa yang benar-benar peduli. TNI menunjukkan bahwa tanggung jawab terhadap masa depan bangsa tidak hanya milik satu institusi. Tapi seharusnya menjadi tanggung jawab semua pihak—terutama mereka yang selama ini di gaji dari uang rakyat.

Siswi yang terpaksa menggadaikan HP-nya ini hanyalah satu cerita dari ribuan lainnya. Ia bukan satu-satunya korban sistem yang tak berpihak pada yang lemah. Tapi berkat sorotan media dan kehadiran TNI, kisahnya menjadi pengingat keras bahwa pendidikan tidak boleh menjadi perjuangan pribadi anak-anak miskin. Negara harus hadir, bukan hanya dalam slogan.

Haruskah Tentara Terus Mengisi Kekosongan Peran Pemerintah Sipil?

Pertanyaan ini tidak boleh di abaikan. Ketika TNI harus turun tangan untuk mengurus hal-hal yang seharusnya di urus lembaga sipil, maka itu pertanda bahwa ada yang sangat tidak beres. Tentu, kita harus mengapresiasi langkah cepat dan kemanusiaan dari TNI. Tapi di sisi lain, ini adalah tamparan telak bagi institusi-institusi lain yang seharusnya lebih dahulu bergerak.

Sudah saatnya pemerintah berhenti bicara soal kemajuan jika kenyataannya akses dasar seperti pendidikan saja masih menjadi barang mewah. Jangan biarkan anak-anak bangsa lain mengalami hal serupa. Jangan biarkan tentara terus mengisi celah yang seharusnya di tutup oleh mereka yang memiliki kewenangan.

TNI telah menunjukkan bagaimana negara seharusnya hadir: cepat, nyata, dan berpihak. Sekarang, giliran pemerintah sipil untuk belajar dari mereka.

Exit mobile version